Jumat, 21 Agustsus 2015 di Balai Pemuda Surabaya diselenggarakan Pameran Pendidikan Non Formal dan Informal Widya Wahana oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Dibuka oleh Ibu Walikota dengan penekanana tombol dan Sirine. Pra ACara diisi dengan penampilan Home Schooling oleh PKBM Kak Seto dengan cerita Malin Kundang dalam versi Bahasa Inggris. Dilanjut dengan penampilan Band dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya oleh Pelajar SMA. Pameran yang digelar selama dua didikuti sebanyak 91 lembaga pelatihan, kursus keterampilan serta pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) “menawarkan” berbagai skill dan keahlian kepada warga Kota Surabaya. “Pendidikan tidak bisa didesain hanya formal, karena sukses tidak hanya karena kemampuan formal tetapi juga skill. Lembaga-lembaga inilah yang mampu mengembangkan kelebihan anak-anak yang terkadang tidak disadari di pendidikan formal,” tegas Tri Rismaharini.
“Saya berharap anak-anak yang menjelaskan. Guru nya di belakang saja. Nggak apa-apa kalau misalkan penjelasannya ada yang salah, namanya juga anak-anak. Ini penting supaya mereka bisa belajar berkomunikasi. Supaya kelak bila mereka jadi pemimpin atau mencari kerja, mereka tahu cara berkomunikasi yang baik,” kata wali kota. Hal yang menarik adalah sindiran BEliauan terhadap keberadaan PAUD. Seharusnya PAUD itu bermain tidak mengajarkan membaca, menulis dan berhitung. PAUD juga tidak usah SERAGAM. Selesai Acara Ibu Walikota mengadakan pengguntingan pita dan dilanjut untuk mengelilingi semua stand, hingga akhirnya harus melayani lagi permintaan wartawan yang menanyakan beberapa hal antara lain Mengapa Bopda tidak naik ? Beliau sampaikan akan terlebih dahulu meningkatkan kesejahteraan guru. Untuk Bantuan ke sekolah Pemkot Surabaya tidaka hanya memberi Bopda tetapi juga rehab gedung Sekolah Negeri dan Swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar